Powered By Blogger

Sabtu, 28 Februari 2015

Pendidikan di Kawasan Perbatasan (SMA Negeri 1 Sebatik)


Sedikit berbagi tentnag pendidikan di kawasan perbatasan khususnya Sebatik-Nunukan. Meskipun kami tinggal di kawasan perbatasan tetapi kami tidak membatasi diri untuk belajar, belajar dan terus belajar serta mengkaji tentang Indonesia. SMA Negeri 1 Sebatik ANgkatan IV Tahun 2011.
Motivasi belajar yang tinggi, semangat untuk terus mencoba dan berusaha. meskipun keterbatasan sarana dan prasarana untuk kami mempraktekkan teori yang telah kami peroleh di dalam kelas. Tak sama halnya di daerah perkotana Sarana dan Prasarana yang memadai. Terkhusus untuk Ilmu SAINS yang membutuhkan laboratorium untuk praktek, yang kami gunakan masih jauh dari kriteria laboratorium yang baik, bahkan kami lebih sering menggunakan labpratorium alami (lab. Alam) lingkungan sekitar sekolah kami. 




Rabu, 17 Desember 2014

Lomba Essay BEM FKIP Universitas Mulawarman : Mom's Day 20 Des 2014

Peran Mahasiswi Calon Guru dalam Menyongsong ASEAN Community 2015
Oleh : Sukma
Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Mulawarman, 2014
E-mail : sukmaazzahrasabir94@gmail.com
            Tahun 2015 sudah di depan mata, hanya menghitung hari sehingga kita akan sampai pada masa itu. Masa dimana Indonesia dan 9 negara ASEAN lainnya yang terdiri dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Laos, Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand akan menyongsong ASEAN Community. Kehidupan dimana ASEAN akan menjadi pasar berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN.
            Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok, Thailand, pada 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Selama lebih dari empat dekade ASEAN telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang positif dan signifikan menuju tahapan baru yang lebih integratif dan berwawasan ke depan dengan dibentuknya Komunitas ASEAN (ASEAN Community) pada tahun 2015. Hal ini diperkuat dengan disahkannya Piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang secara khusus akan menjadi landasan hukum dan landasan jati diri ASEAN ke depannya.
            Pembentukan Komunitas ASEAN diawali dengan komitmen para pemimpin ASEAN dengan ditandatanganinya ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur pada tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai suatu komunitas yang berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, serta dipersatukan oleh hubungan kemitraan. Tekad untuk membentuk Komunitas ASEAN kemudian dipertegas lagi pada KTT ke-9 ASEAN di Bali pada tahun 2003 dengan ditandatanganinya ASEAN Concord II. ASEAN Concord II yang menegaskan bahwa ASEAN akan menjadi sebuah komunitas yang aman, damai, stabil, dan sejahtera pada tahun 2020.  Bahkan, pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, pada Januari 2007, komitmen untuk mewujudkan Komunitas ASEAN dipercepat dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015”. Tujuan dari pembentukan Komunitas ASEAN adalah untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. ASEAN menyadari sepenuhnya bahwa ASEAN perlu menyesuaikan cara pandangnya agar dapat lebih terbuka dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internal dan eksternal.
            ASEAN Community 2015 melahirkan berbagai konsekuensi dan tantangan. ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi. Kemungkinan hilangnya peluang kerja di suatu Negara serta kemungkinan menjadi pasar bagi Negara ASEAN lainnya yang mampu bersaing. Salah satu Konsekuensinya yaitu  kesediaan untuk bersaing dengan tenaga kerja asing di Negeri sendiri. Oleh karena itu, Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa digunakan baik di dalam maupun di intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar yang bisa membuat tenaga kerja dalam negeri terisolir dan tersaingi oleh tenaga kerja asing. Pertanyaannya sudah siapkah Kita menghadapi ASEAN Community? sudah siapkah Kita bersaing dengan tenaga kerja asing di Negeri sendiri?
            Dalam piagam ASEAN tercantum ketetapan ASEAN untuk membentuk komunitas ASEAN tahun 2015. Komunitas ASEAN tersebut terdiri atas 3 pilar yaitu Komunitas Politik Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (Iwan Suyudhi). Berdasarkan ketiga pilar tersebut, perkembangannya juga mempengaruhi dunia pendidikan kita baik itu dalam skala Indonesia maupun dalam kawasan Asia Tenggara. Bagaimana wajah pendidikan kita saat ini, gedung sekolah rusak, guru belum tersertifikasi, kemampuan membaca siswa masih peringkat 42 di dunia, kemampuan sains siswa peringkat 40 di dunia berdasarkan survey TIMSS, publikasi ilmiah sangat rendah, pengangguran sarjana masih tinggi.
            ASEAN Community merupakan suatu tantangan bagi bangsa kita khususnya kaum wanita. Seluruh Negara yang tergabung dalam ASEAN Community bangsanya akan saling bersaing secara professional dalam berbagai bidang, sosial-politik, ekonomi dan tak lupa juga dalam bidang pendidikan tentunya. Berbicara mengenai pendidikan tentulah sangat erat kaitannya dengan tenaga pengajar yang dalam hal ini mahasiswi calon guru. Sebagai mahasiswi calon guru kita harus mempersiapkan diri kita menghadapi persaingan ini, seperti pembiasaan berada pada lingkungan akademik internasional yang dalam hal ini yang juga berperan penting adalah universitas.
            Persiapan-persiapan yang perlu diperhatikan dalam peranan mahasiswi calon guru menyongsong ASEAN Community 2015 khususnya dalam bidang pendidikan yakni perlu adanya keterampilan khusus dan kompetensi dibidangnya. Calon guru juga harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Mahasiswi calon guru juga harus bermoral baik, beragama dan berideologi, menguasai teknologi guna untuk menjalin komunikasi dengan pengajar-pengajar dari Negara ASEAN lainnya yang dapat menunjang peningkatan pendidikan Indonesia, dan yang terpenting lagi adalah menguasai bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional khususnya untuk usia produktif agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing.
            Perempuan yang notabenenya sebagai anak, sebagai ibu, dan juga sebagai istri. Merupakan sesuatu yang harus dijalani oleh sosok seorang perempuan. Perempuan harus tangguh, kuat dan harus terlihat tegar di depan anak-anak mereka. Pendidikan karakter yang harus dibentuk sejak dini. Pembentukan karakter tersebut memiliki peranan penting dari guru di sekolah dan orang tua dirumah. Guru memiliki tanggung jawab terhadap siswa mereka selama disekolah. Mahasiswi calon guru sudah seharusnya memiliki pengetahuan tentang pendidikan karakter sejak masih duduk dibangku perkuliahan.
            Mahasiswi masih harus belajar, belajar, dan belajar. Berkarya dan berpengalaman dibidangnya khususnya bidang pendidikan. Agar supaya putra-putri bangsa ini dapat bersaing dengan bangsa dari Negara lain, karena garda terdepan dalam mencetak generasi yang cerdas, terampil dan berkompeten adalah guru. Keberhasilan program-program yang lain jika kesehatan dijaga dan tentunya kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia terus ditingkatkan. Perbaikan-perbaikan di bidang pendidikan terus dilaksanakan.
            Setiap tahun universitas mencetak ratusan sarjana, calon intelektual muda pemimpin bangsa yang akan menghadapi ASEAN Community. Mahasiswi calon guru adalah diantaranya, sehingga sebelum memperolah gelar sarjana pastikan dirimu siap dengan tantangan yang akan engkau hadapi setelah lulus. Emansipasi wanita telah diperjuangkan oleh ibu kita tercinta ibu kita Kartini. Tidak ada alasan bagi wanita untuk berkata “ngapain aku sekolah tinggi-tinggi, ngapain aku belajar mati-matian toh ujung-ujungnya juga dapur”. Itu adalah salah satu kata-kata pesimis dari seorang wanita yang tak mau berusaha dan tak mau berkarya. Dapur bukan akhir dari segalanya, dapur itu kewajiban wanita untuk mampu menata dan meracik bumbu-bumbu di dalamnya. Sama halnya dalam mengajar, ruang kelas itu bagaikan dapur kita yang kita berhak untuk mengelola apa yang ada di dalamnya agar menjadi output yang baik dan menguntungkan bagi bangsa ini serta mampu bersaing dengan bangsa lain. Mahasiswi calon guru juga akan menjadi calon ibu, gunakan pendekatan hati ke hati untuk membentuk karakter anak-anak kita menjadi pribadi yang tangguh.
            Perempuan-perempuan Indonesia khususnya mahasiswi calon guru, 2015 sudah didepan mata ASEAN Community sebentar lagi akan benar-benar terealisasi. Mari kita persiapkan diri kita dalam menghadapi hal ini dengan bermoral yang baik, beragama dan berideologi. Berkompetensi dibidangnya, berketerampilan khusus, serta menjadi guru yang berkompeten, guru yang cemerlang, efektif, dan guru yang profesional.








Jumat, 12 Desember 2014

Kerasnya kehidupan, ketika Anda tak mau berusaha dan dan tak mampu untuk bersaing. Maka engaku akan punah (S.A.Z Sabir)

Kamis, 04 September 2014

About Albert Einstein and He is Motivation.

"Jika Anda belum mampu menjelaskan sesuatu hal yang sederhana...
itu artinya Anda belum cukup paham"
"Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses,,, tapi,jadilah orang yang bernilai"
Keep Spirit Sahabat Fisika
Sukma Az-Zahra Sabir

Rabu, 13 Agustus 2014

Perpisahan bukan akhir dari segalanya Oleh : Sukma (Dalam rangka perpisahan KKN)

Sesunyi malam bertabur bintang
Seindah Alunan gitar yang kau mainkan
Semua kenangan itu tak kan pernah ku lupakan
Sahabat…
Kini waktu menunjukkan perpisahan kita
setelah siang berganti malam lalu
malam berganti siang
walau air mata berlinang
namun do’aku tetap teriring untuk kepergiannmu
Sahabat,…
Tahukah kamu,,,
perpisahan bukan akhir dari segalanya.
kita masih berada di langit yang sama..
bulan,Bintang bahkan Matahari yang  sama….
Sahabat…
Kenanglah Aku dalam kisahmu
beri sedikit ruang di hatimu untuk masa-masa indah kita bersama
yang hanya menghitung hari
bahwa kita pernah Ada,,,
bahwa kita pernah punya cerita
Sahabat…
Abadilah Tercipta Lebih dari Cinta.


Loa Janan Ilir, 23 Juli 2014
perpisahan mahasiswa KKN UNMUL angkatan XL; Samarinda 68